.:: SELAMAT DATANG DI WEBSITE KUA UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG::. .::MOHON DOA RESTU ATAS PARTISIPASI KUA UNGARAN BARAT DALAM LOMBA KUA PERCONTOHAN TINGKAT PROVINSI TAHUN 2013::. .:: MENCARI DATA DALAM DATABASE CATATAN NIKAH, BISA DENGAN CARA DOWNLOAD DOKUMEN (.PDF)KEMUDIAN CARI DENGAN "CTRL - F" ::.

Menag: Jangan Berhenti pada Aspek Spiritual, Shalat Harus Bisa Membangun Harmoni Sosial


Jakarta, bimasislam – Memperingati Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW, Menteri Agama Suryadharma Ali mengajak umat Islam agar dalam beragama hendaknya tidak berhenti pada aspek ritualnya saja, tetapi juga dapat menyentuh sisi terdalam dari substansi dan tujuan keberagamaan. Menag berharap, semarak dakwah dan ritual keagamaan hendaknya berbanding lurus dengan perubahan dan perbaikan dalam perilaku sosial, ekonomi dan politik sebagaimana yang diajarkan Islam.
Dalam beribadah kita tidak boleh egois, dengan mementingkan kesalehan individual, tetapi menyepelekan kesalehan sosial,” ujar Menag saat menyampaikan sambutan pada peringatan Isra Mi’raj 1434 H di Istana Negara, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (6/6/2013).
Menurut Menag, situasi sosial masyarakat modern yang semakin hari nampak menarik jarak yang tegas dengan ajaran agamanya, maka sangat relevan jika gerakan shalat berjamaah di masjid-masjid terus digaungkan.
“Sebagaimana kita ketahui, banyaknya masjid atau tempat ibadah perlu didukung dengan perlunya memakmurkan masijd. Tidak hanya untuk kepentingan spiritual, tetapi juga untuk membangun harmoni sosial di tengah masyarakat, yaitu menghidupkan budaya silaturahmi, dan kebersamaan dalam relasi sosial,” jelas Menag.
Senada dengan Menag, Prof. Dr. H.E. Syibli Syarjaya, LML,M.M, Rektor IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, didaulat untuk memberikan uraian hikmah Isra Mi’raj. Dalam ceramahnya, Prof. Syibli menegaskan bahwa harmoni sosial dapat tumbuh dan berkembang dari shalat yang dilakukan secara berjama’ah, karena shalat berjama’ah lebih utama daripada shalat sendiri dengan dua puluh tujuh derajat. Di mana nilai persaudaraan (ukhuwah), kepatuhan kepada pimpinan, kebersamaan, dan saling mengingatkan antar sesama, dapat di lihat dan diperaktekkan ketika shalat berjama’ah.
“Di samping shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, shalat merupakan manifestasi hubungan antara Khaliq dengan makhluk (hablun minanallah), yang diwajibkan oleh Allah SWT, pada malam Isra dan Mi’raj, sebagaimana pernyataan Rasulullah sendiri, bahwa shalat difardukan pada malam Isra dan Mi’raj,” terang Syibli.
Shalat, lanjutnya yang dilakukan secara berjama’ah akan melahirkan harmoni sosial di antara sesama ummat. Di mana praktek shalat berjama’ah memberikan contoh kepada kita baik dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. (syam/foto:PHBI)

0 komentar:

Posting Komentar